Selasa, 11 Februari 2020

Perbedaan Bukan Berarti Perpecahan

Perbedaan adalah salah satu anugerah yang diberikan oleh Tuhan, yang memang itu semestinya kita terima dengan kelapangan hati dan keterbukaan tangan, jangan sampai dengan adanya perbedaan di antara kita menjadikan permusuhan dan perpecahan dalam persatuan dan kerukunan bermasyarakat, karena suatu bangsa yang maju adalah yang mau saling menerima satu sama lain.

Di dalam Abrahamic Religion khususnya Islam, memandang perbedaan sebagai suatu hak dan kemestian di dalam cara berpola pikir yang berbeda, dan memang ini wajar terjadi di antara manusia, karena salah satu hak yang diberikan oleh Tuhan kepada Manusia adalah berpikir dan berpendapat juga bertindak, sejauh tidak melenceng dari aturan masyarakat umum dan norma moral dan agama.

Pada awal penciptaan Tuhan sudah menciptakan secara berbeda dari beragam makhluk ciptaan-Nya, contohnya manusia pertama, Tuhan ciptakan berbeda antara laki-laki dan perempuan, tapi pada hakikatnya derajat mereka sama di mata Tuhan. Begitu juga dengan kita, yang berbeda paham, agama, golongan, suku, ras, dan bangsa, pada hakikatnya semuanya sama di mata Tuhan.

Lalu mengapa orang luaran sana tidak mau menerima perbedaan, sehingga menjadi fanatik dan menolak akan yang namanya perbedaan?
-pertama: mereka tidak mau memandang persamaannya di antara manusia
-kedua: salah penafsiran akan Teks Suci
-ketiga: sifat egois yang merasuki diri

Merasa paling benar satu sama lain dan menyalahkan golongan lainnya, mencap kafir, bidah kepada sesama agama maupun yang berbeda agama, dan itu yang harus kita hilangkan di dalam diri dan hati kita. Cobalah berfikir terbuka, dan tanamkan rasa cinta akan sesama, karena kita ini sama pada hakikatnya, hanya pemahaman dan pemikiran yang berbeda.

Damai akan tercipta di kala kita memulai saling menerima satu sama lain, saling memperkuat dan mempererat jalinan silaturahmi antar umat beragama, hidup di dalam kerukunan bermasyarakat, tidak bersikap fanatisme dan tidak merasa paling benar.

(ditulis oleh Ridwan, kawan Sekodi Bandung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.