Beberapa waktu lalu, Sekolah Damai Indonesia mendapatkan undangan untuk terlibat dalam International Peace Training. Sekodi mengirimkan dua orang wakilnya, yakni Rhaka dari Sekodi Bandung dan Jati dari Sekodi Jogja. Rhaka membagikan pengalamannya mengikuti kegiatan tersebut dalam tulisan ini.
Jati (Sekodi Jogja) dan Rhaka (Sekodi Bandung) |
11 Januari 2020 - 21 Januari 2020 adalah tanggal
dilaksanakannya International Peace Training yang diadakan di Peace Place Pati,
Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Saya hadir mewakili Sekolah
Damai Indonesia Bandung. Pelatihan ini diikuti oleh 45 peserta dari 9 negara
termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Nepal, Kenya, Inggris, Korea Selatan,
Rusia, Selandia Baru, dan Filipina; dan latar belakang juga komunitas yang
beragam. Usia peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 13 – 80 tahun.
Setibanya di Peace Place Pati, saya bertemu dan berkenalan
dengan orang-orang baru dari berbagai negara dan juga berjumpa dengan kawan
dari Sekodi (Sekolah Damai Indonesia) Yogya, namanya Jati. Saya kemudian
mengambil makan siang dan tak lama setelah itu, saya mendapatkan tempat tidur
dan untuk menyimpan barang-barang ku. Saya menyaksikan bagaimana teman-teman
fasilitator mempersiapkan kegiatan. Lalu saya membantu untuk mengepel lantai di
sana. Malamnya, peserta yang hadir berkumpul di tempat pelatihan dan memperkenalkan
diri. Bagi saya, ini adalah menyenangkan untuk dapat kenal satu sama lain. Kami
pula berbagi tugas sukarela sehingga bisa bekerjasama dengan panitia kegiatan.
Pelatihan yang diberikan adalah mengenai Creating Cultures
of Peace, Menciptakan Budaya Damai. Setiap harinya ada kegiatan pelatihan dan
malamnya ada kegiatan malam budaya. Pelatihan mengenai Transformasi Diri
dilaksanakan pada hari 1 – hari 4 pelatihan, kunjungan komunitas di Tondo Mulyo
pada hari 5, Pelatihan Transformasi diri pada hari 6 – 9, dan topik-topik
khusus pada hari 9 – 11.
Pelatihan transformasi diri dimulai pada hari ini |
Saya mau berbagi hal-hal yang jadi sorotan saya selama
mengikuti Pelatihan Perdamaian Internasional di Pati.
Makanan
Makanan
Makanan yang disediakan di pelatihan ini semuanya adalah
organik. Karena kami peduli soal pembakaran lahan untuk minyak sawit yang
terjadi di Indonesia maka kami memutuskan untuk menggunakan minyak kelapa.
Menu-menu lokal yang disajikan sangat enak dan menggugah.
Bermain
Bermain menjadi hal yang sentral di pelatihan ini. Bermain
membuat pikiran jadi lebih segar dan kreatif. Kami bermain di PAUD Joglo.
Terdapat lima sentra bermain yang ada di sana dengan mainan yang mengasyikkan
bagi saya sendiri.
Transformasi
Pelatihan ini menekankan bahwa untuk mencapai perubahan
sosial maka dimulai dari perubahan diri. Proses ini dilalui secara sistematis dari
diri hingga bisa bicara untuk menyampaikan kebenaran. Bagi saya, ini adalah
personal dan dapat dibagikan pada semua orang.
Di pelatihan transformasi diri, kami dikenalkan pada peta
perdamaian yakni:
1. Persaudaraan & Kesepakatan
2. Memunculkan yang Baik & Kenyamanan
3. Komunikasi & Ingat Kembali
4. Kerjasama & Terhubung Kembali
Di pelatihan transformasi sosial, peta itu bertambah hingga 8 poin, yaitu:
5. Keyakinan & Kesetaraan
6. Kepercayaan & Kesederhanaan
7. Perubahan & Ketajaman
8. Arahan & Penyelesaian Sengketa
Prinsipnya, pembacaan bisa dibalik
dari 8 ke 1. Misalkan arahan tidak tercapai maka lakukan perubahan, jika tidak
ada perubahan maka bangun kepercayaan, dan seterusnya.
Malam Budaya
Di malam budaya kami berbagi pertunjukan dan nyanyian
budaya. Ini semua diawali dari presentasi dari peserta mengenai gerakan dan
komunitas yang mereka kembangkan. Saya mulai memahami bagaimana situasi dan
kondisi di Negara lain. Hal yang bagi saya krusial adalah ketika memahami
situasi pulau Jeju di Korea Selatan. Itu mengubah pandangan saya mengenai Korea
Selatan seutuhnya.
Ketika malam budaya Indonesia, saya melakukan tari Merak
Sunda.
Fasilitator
Fasilitator di sini sangat baik dan menyenangkan. Alur
kegiatan mengalir dengan lancar sehingga seringkali saya merasa hari cepat
berlalu begitu saja. Dedikasi dan komitmen yang sangat baik ditunjukan oleh
mereka. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh fasilitator yang bekerja dengan
sangat baik.
Akhir, Langkah ke Depan
Dengan langkah yang telah dibuat di akhir pelatihan, saya
menemukan pengarahan kembali hidup saya. Secara personal, ini memberikan makna
tujuan hidup. Dan juga beberapa pemuda yang terlibat di pelatihan ini akhirnya
menyadari bahwa penting untuk memulai inisiasi supaya lingkungan sekitar
menjadi tempat yang baik untuk hidup.
Peserta diberikan panduan mengenai langkah-langkah
berikutnya yang dapat dilakukan setelah mengikuti pelatihan. Hal penting yang
saya catat adalah terus berlatih, buat inisiasi, dan kader fasilitator untuk
CCP.
Setelah disampaikan langkah-langkahnya, perumusan langkah
berikutnya ini dilanjutkan setelah penutupan pelatihan transformasi sosial.
Tim Indonesia
Kami merencanakan untuk membuat jejaring untuk berlatih CCP
di Indonesia yang kini ada di Pati, Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Berlatih
dengan mengundang orang yang berpengalaman dalam CCP untuk bantu buatkan
pelatihan bersama.
Proyek Saya
Saya merencanakan untuk melakukan kolaborasi lintas komunitas
untuk menerapkan CCP menjadi bentuk karya seni pertunjukan tari yang dapat
menjadi media pembangunan perdamaian di masyarakat. Oleh karena itu, saya
sampaikan kepada Ibu Nadine ketertarikan saya untuk mengembangkan karya seni
yang demikian. Permintaan saya disetujui. Melalui Sekolah Damai Indonesia saya
membentuk kolaborasi tersebut.
Sekian kisah saya ketika mengikuti Pelatihan
Perdamaian Internasional yang diadakan di Pati pada 10 Januari 2020 – 22
Januari 2020.