Minggu, 15 September 2019

Rasanya Bergabung dengan Sekodi

Dari Sesi, Anggota Sekodi Bandung Batch III

Pertama kali diundang untuk bergabung dengan "Sekodi" saya langsung memiliki pertanyaan, "Apa hubungannya dengan angka 20?" Saya pun menebak-nebak, mungkin ada 20 nilai penting yang ingin ditegakkan atau bisa jadi mereka memulai komunitas ini dari gerakan 20 tokoh yang menginspirasi. 

Akhirnya dengan memiliki beberapa pertanyaan dan rasa penasaran di benak saya, saya memutuskan untuk langsung menerima undangan dari teman satu komunitas saya, Rudi Fransicus Tanjaya. Setelah registrasi, saya langsung mendatangi perkumpulan mingguan komunitas ini yang diadakan setiap hari Sabtu. Setelah diundang dan dijelaskan, saya baru memahami ternyata tujuan utama komunitas Sekodi itu adalah untuk membantu masyarakat membuka mata, telinga dan hati mereka bahwa kedamaian itu sebenarnya sangatlah berharga bagi setiap individu. 

Setelah saya bergabung, saya pun cukup menyesal; menyesal mengapa saya tidak mengetahui komunitas sebaik ini sejak lama. Sepertinya saya telah melewatkan banyak pembahasan serta kegiatan yang sangat menarik serta membangun. Sejak dahulu memang saya mencari tempat dimana saya dapat dengan cara yang positif menyampaikan maupun mendengar banyak pandangan​, pengalaman serta latar belakang dari orang lain yang berbeda dari saya tanpa rasa takut menyinggung atau tersinggung sekalipun. 

Teman baik satu komunitas saya, Rudy Fransiscus Tanjaya lah yang mengundang saya untuk bergabung dengan komunitas Sekodi sampai akhirnya saya bertemu dengan Kang Fanny S. Alam, sebagai ketua pengurus di Kota Bandung, dan Kak Lioni Beatrix Tobing, sebagai Ketua Nasional Pengurus Sekodi di Indonesia. Saya belajar dari Kang Fanny untuk lebih mendengarkan dan menghargai orang lain dengan kacamata baru. Di Sekodi saya diajar untuk lebih memiliki sikap yang dewasa serta bijak. Mereka dan teman-teman Sekodi lainnya mengajarkan dan melatih kepekaan saya terhadap peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi di masyarakat. Saya semakin tahu bahwa keberagaman itu memang harus ada tetapi tidak perlu dimusuhi, hanya perlu dimengerti, dipahami dan dikomunikasikan sehingga kerukunan serta persatuan dapat terwujud. Jika perbedaan dan keberagamaan itu menjadikan alasan untuk saling membenci dan bertikai; jika perbedaan itu dianggap sebagai suatu masalah, maka sangatlah perlu untuk duduk bersama dan mencari solusi yang tepat, solusi yang cukup adil untuk semua pihak. 

Di salah satu sesi pertemuan Sekodi pada tanggal 24 Agustus 2019 yang bertempat di Studio Driyamedia di daerah Ancol Timur, Lioni Beatrix Tobing yang merupakan Ketua Nasional Pengurus Sekodi membagikan pandangan bahwa perdamaian itu sudah dan selalu ada, itu tidak pernah hilang dan tidak perlu dicari lagi, hanya perlu dihargai. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa betapa sejarah itu penting untuk melihat pola dan bagaimana untuk mengatasi konflik serta masalah-masalah di masa yang akan datang. Beliau juga menyampaikan bahwa toleransi itu perlu diikuti dengan acceptance (penerimaan) dan engagement (pelibatan). Beliau mengajarkan untuk selalu menimba pengetahuan dan fakta-fakta sebanyak mungkin dan tidak mudah terpancing amarah dan rumor-rumor yang tidak jelas asal usulnya. 

Banyak contoh konkret dan juga pengalaman pribadi yang dibagikan oleh anggota-anggota Sekodi lainnya yang boleh dibilang, kadang mengagetkan, tetapi kesimpulan serta pelajaran dari pengalaman-pengalaman pribadi dan pesan-pesan yang dipelajari dan dibagikan tersebut sangatlah mendidik dan dapat membangun kualitas diri seseorang. 

Sekodi mengajarkan untuk sebanyak mungkin menerima pengetahuan dan kebijaksanaan sehingga bangsa ini dapat menjadi lebih baik dalam berpikir, bertindak, maupun bereaksi di kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, masyarakat, negara, dan bahkan di dunia internasional. Saya berharap komunitas Sekodi ini dapat membantu, khususnya Bangsa Indonesia, untuk melahirkan dan menciptakan suatu bangsa yang berkualitas, dan yang dapat membawa perdamaian ke seluruh penjuru dunia. Salam Damai Sekolah Indonesia dari Bandung 🙏 


Sesi Liningsih